Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Kali ini saya ingin membahas tentang EIGRP (Enhanced Interior Gateway Routing Protocol) yang merupakah salah satu routing protocol proprietary Cisco, yang berarti routing protocol ini hanya bisa dijalankan pada router Cisco saja, meskipun saat ini kabarnya Cisco sudah menjadikan protocol ini sebagai open routing protol yang dapat di implementasikan di router selain Cisco, tapi sepertinya belum ada vendor lain yang menerapkan routing protocol EIGRP di produknya.
Kelebihan dari EIGRP yang utama adalah protocol ini menawarkan fitur backup route, dimana jika terjadi perubahan pada network, EIGRP tidak harus melakukan kalkulasi ulang untuk menentukan route terbaiknya karena dia bisa langsung memanfaatkan backup route yang dimiliki. Kalkulasi ulang akan terjadi jika backup route juga mengalami kegagalan .
Berikut adalah fitur-fitur yang dimiliki EIGRP:
- Termasuk protocol routing distance vector tingkat lanjut (Advanced distance vector).
- Waktu convergence yang cepat.
- Mendukung VLSM dan subnet-subnet yang dis-contiguous (tidak bersebelahan/berurutan).
- Partial update, tidak seperti RIP yang selalu mengirimkan keseluruhan tabel routing dalam pesan update, EIGRP menggunakan partial update atau triggered update yang berarti hanya mengirimkan update jika terjadi perubahan pada network.
- Load balancing via jalur dengan cost equal dan unequal, yang berarti EIGRP dapat menggunakan 2 link atau lebih ke suatu network destination dengan koneksi bandwidth (cost metric) yang berbeda, dan melakukan load sharing pada link-link tersebut dengan beban yang sesuai dengan yang dimiliki oleh link masing-masing, dengan begini pemakaian bandwidth pada setiap link menjadi lebih efektif, karena link dengan bandwidth yang lebih kecil akan tetap digunakan dan dengan beban yang sepadan juga.
- Pemilihan jalur terbaik menggunakan metric.
Contoh sederhana mengenai konfigurasi EIGRP dapat kita lihat di bawah ini:
Saya coba bahas di bagian konfigurasi EIGRP nya saja, untuk konfigurasi per interface saya anggap temen2 sudah pasti bisalah ya.
router eigrp 10
network 1.1.1.1 0.0.0.0
network 10.10.10.0 0.0.0.255
Bisa kita lihat diatas, konfigurasi intinya diatas hanya 3 baris itu saja dan yang terpenting adalah baris pertama "router eigrp 10". Angka 10 tersebut sebetulnya bebas kita set, angka tersebut biasa kita sebut AS (Autonomous System) angka ini haruslah sama di setiap router, jika tidak maka adjacency tidak akan terjadi. Jika ada router dengan beda AS maka akan ada beberapa cara yang harus dilakukan, Insya Allah kita bahas di lain waktu ya.
Kemudian di baris ke-2 dan ke-3 adalah network yang kita advertise diikuti dengan wildcard mask, jadi urutannya adalah
R1(config)#router eigrp [Autonomous system number 1-65535] // AS dari 1-65535
R1(config-router)#network [network number] [wild card bits]
Selanjutnya, informasi yang perlu kita tahu adalah:
- Update Timer : 90 detik, nilai ini menunjukkan seberapa seringnya update dilakukan.
- Invalid Timer : defaultnya 3x periode update yaitu 90*3 = 280 detik, angka ini menunjukkan berapa lama router harus menunggu sebelum menyatakan sebuah route tidak valid jika tidak menerima update.
- Hold-down Timer : sama dengan Invalid Timer, defaultnya Invalid timer+10 detik = 290 detik.
- Flush Timer : 7*90 = 630 detik sebelum sebuah route di buang dari routing table.
EIGRP memiliki metrik untuk menentukan jalur terbaiknya untuk mengirimkan paket yang disebut Diffusing Update Algorithm (DUAL).
- Router-router IEGRP memelihara sebuah copy dari router-router milik tetangga, yang digunakan untuk menghitung ”cost” untuk menyampaikan packet ke network-network remote (network-network yang bukan berada di lingkungannya…contoh…192.168.40.0 adalah network remote buat 192.168.20.0..simple..karena bukan di daerah 20.0)
- jika router-router tetangga salah satu ada yang putus, maka router akan MEMERIKSA tentang ”adakah route cadangan yg lebih baik untuk kirimkan packet ??”
- kalau tidak ada, maka router akan BERTANYA kepada router-router tetangga lainnya.
Dari gambar diatas, Router A menuju Router D link yang konek langsung ke D putus, maka router A akan bertanya ke router-router tetangganya untuk mendapatkan route terbaik menuju D. Router B dan C akan memberikan respon terhadap pertanyaan dari router A tersebut dan menginformasikan ke router A bahwa jarak menuju router D adalah sekian meter kalau melewati mereka terlebih dahulu. Kalau kita lihat digambar maka router A akan memilih menggunakan jalur dari router C lalu ke E baru ke D dari pada ke B nanti muter dulu ke F lalu ke E dan kemudian baru ke D. Inilah yang disebut dengan Diffusing (membaur) dari DUAL.
Terdapat 4 hal untuk menentukan siapa tetangga di router EIGRP.
- ACK (namanya tetangga jangan diem2 aja, say hello dong...)
- AS Number harus sama.
- Metric harus sama (Bandwidth, Delay, Reliability, Load, MTU).
- Authentikasi harus sama.
Nilai metric terendah akan dipilih oleh EIGRP dimana nilai ini didapatkan dari perhitungan K1...K5, namun secara default nilai metric EIGRP adalah BW (K1) dan Delay (K3) dan nilai K lainnya adalah 0.
Oke, sepertinya akan berlanjut di part ke 2 ya, karena ternyata banyak juga untuk teori protocol ini.
Terima kasih sudah berkenan mampir....
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Comments
Post a Comment
Komentar spam, menyertakan link aktif dan alamat blog tidak akan muncul. Tidak semua pertanyaan sempat atau bisa dijawab. Thanks for visiting and the comment :)